Mengenal Lebih Dekat Kitab As Syifā – Ibnu Sina
By:
Hamdi Al-farizy Ibn Djalal
Biografi Ibnu
Sina
Dengan
nama lengkap Ali Husein Ibnu Abdillah Ibnu Sina/Avicenna dilahirkan di
Afsyana, suatu tempat yang terletak di dekat Bukhara pada tahun 980 M/370 H[1].
dari semenjak kecil Ibnu Sina telah menunjukkan kecerdasan intelektualnya, hal
tersebut terbukti bahwa pada masa remaja dia telah mempelajari ilmu-ilmu yang
ada pada masa zamannya meliputi ilmu fisika, matematika, hukum dan kedokteran.
Bahkan pada usia 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter sehingga dia
mempunyai kesempatan dipanggil untuk mengobati pangeran Nuh ibnu Mansur dan dengan
penguasaaannya dalam bidang kedokteran ia berhasil menyembuhkan pangeran Nuh
ibnu Mansur.
Ibnu
Sina tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ketika berada dalam istana pangeran
Nuh ibn Mansur yang sudah terkenal memiliki perpustakaan yang cukup besar, ia
pun dengan izin pangeran bisa dengan leluasa memanfaatkan serta mempelajari
buku-buku yang ada dalam perpustakaan tersebut, dan pada usia 22 tahun dia
memulai menulis kitab kedokteran yang cukup terkenal yaitu Qanun fi al-Thib dan masih menjadi
rujukan sampai saat ini.
Ibnu Sina juga
mendalami filsafat, dengan ketajaman otaknya ia banyak mempelajari filsafat dan
cabang-cabangnya. Kesungguhanya yang
cukup mengagumkan dalam mempelajari filsafat ini menunjukkan bahwa ia memiliki ketinggian
otodidaknya, namun di sutu sisi dia juga harus terpaku menunggu saat ia
menyelami ilmu metafisika-nya Arisstoteles, kendati sudah 40 an kali
membacanya.
Baru setelah ia membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870
- 950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang
benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala simpanan ilmu metafisika.
Maka dengan tulus ikhlas dia mengakui bahwa dia menjadi murid yang setia dari
Al-Farabi[2]
Di bidang filsafat,
Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan
sesudahnya. Dengan ketinggian otodidak dan kegeniusannya, Ibnu Sina terkenal
sebagai sosok yang banyak menyalurkan pemikiran-pemikiran orisinalitasnya,
tidak hanya di dunia Islam yang menyanjungnya tetapi juga dunia eropa. Sehingga
Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan menyatakan
dalam Regacy of Islam-nya Alfred
Gullaume[3];
“Sebagian besar
filsafat Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, dan
sekiranya ada, sangat sukar sekali didapatnya dan sangat susah dipahami dan
digemari orang karena peperangan - peperangan yang meraja lela di sebeleah
Timur, sampai saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain
membuktikan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan
yang luas”
Karya-Karya
Ibnu Sina
Ø As-Syifa, merupakan
karya ibnu sina juga dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain berisikan
tentang uraian filsafat dengan segala aspeknya. Asy-Syifa terdiri dari 10 jilid
yang membahas tentang fisika/at Thabi’iat, metafisika/Ilahiyyat,
matematika/ar Riyaadhiyat dan logika/Mantiq, dalam bahasan Latin kitab ini dikenal dengan nama Sanatio atau Sufficienta. Ringkasan kajian
dalam Asy-Syifa juga dimuat dalam buku An-Najat khusus mengulas tentang
fisika dan metafisika dan dicetak di sebuah percetakan batu di Teheran.
Sementara bidang logika dimuat dalam buku Al-Burhan dan terbit pada
tahun 1954 di Kairo.
Ø
Qanun fi al-Thib: Kitab yang sangat
populer ini ditulisnya sejak dia berumur 22 tahun. Terbit pada tahun 1323 M di India dan tahun
1593 M di Roma. Buku ensiklopedia ini berisi jutaan item tentang pengobatan dan
obat-obatan serta memperkenalkan penyembuhan secara sistematis, serta dijadikan
rujukan selama kurang lebih tujuh abad lamanya di dunia Eropa. Buku inilah yang menobatkan Ibnu Sina sebagai Bapak Kedokteran Dunia.
Dalam karyanya ini Ibnu Sina pertama kali mengungkap, mencatat
dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap. Kemudian ia mengambil
kesimpulan bahwa, setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung
kaki kuku saling berhubungan. Ibnu Sina juga adalah orang yang pertama kali
merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa berkaitan erat dan saling
mendukung. Dalam ilmu kedokteran kontemporer, Ibnu Sina sangat berjasa dalam
bidang pathology dan farmasi, yang menjadi bagian penting dari ilmu kesehatan
dan kedokteran[4]
Ø An-Najah, yang
merupakan kitab yang berisikan ringkasan dari kitab As-Syifa, kitab ini
ditulis oleh ibnu sina untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar
ilmu hikmah, selain itu buku ini juga
secara lengkap membahas tentang pemikiran Ibnu Sina tentang ilmu
Jiwa.
Al Najah terdiri dari 4
bagian: logika, fisika dan metafisika yang dipersiapkan sendiri
oleh Ibnu Sina sedang yang satunya yaitu; Matematika oleh Al-juzjani.
Ø Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah, yang
merupakan karyanya dalam bidang ilmu fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab
dan masih tersimpan dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya
pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun 1910 M, sedangkan terjemahannya
dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.
Ø al- Isyarat wa al-Tanbihat, merupakan karya
ibnu Sina termatang dan terkomprehenship. Di dalamnya memuat pembahasan tentang
Logika, Fisika dan Metafisika.
Kitab As-Syifa
As-Syifa terdiri dari
10 jilid:
1.
Pada jilid
pertama, pembahasan difokuskan pada persoalan metafisika/Ilahiyyat
Bab
pertama dari jilid pertama membahas tentang Ilmu filsafat dibagi menjadi dua
bagian: pertama; teoritis dan kedua; praktis. Yang teoritis terbagi 3: a. fisika, b.
matematika, c. metafisika. yang praktis terbagi dua: Etika dan politik.
2.
Jilid kedua
membahas tentang Matematika: yang meliputi sub bab pembahasan tentang; a)
Geomitri, b) Musik, c) Aritmatik
3.
Jilid ketiga
masih pembahasan Matematika meliputi pembahasan Astronomi
4.
Jilid ke
empat,kelima dan keenam tentang Fisika/at Thabi’iat; di jilid ke empat
berisi pembahasan tentang ; Fisika Dasar/at-Thabi’iaat
5.
Jilid kelima
berisi 6 sub bab yang terkait dengan Fisika: a). kosmologi/as Sama wa al
‘Alam, b). Perubahan/al kaun wa al Fasad, c). aksi-reaksi/al
If’al wa al Infi’aalaat, d). Psikologi/an Nafsu, e). mineorologi/ al
mi’aad wa al-atsarr al ‘Ulumiyyah, f). Botani/an Nabaat
Pada
jilid kelima ini yang penulis pelajari adalah tentang psikologi/An Nafsu. Ibnu
Sina membagi jiwa dalam tiga bagian:
a.
Jiwa
Tumbuh-tumbuhan (an Nafsu an Nabaathiyah) dengan daya-daya sebagai
berikut: Makan, tumbuh dan berkembang Biak.
b.
Jiwa binatang (an
Nafsu al Hayawaaniyah) daya-daya di sini tidak hanya sebatas bisa makan,
tumbuh dan dan berkembang biak tetapi sudah bisa bergerak, kemudian dengan
indra yang ada bisa menangkap/perception. Baik menangkap dari luar
dengan panca indra atau dari dalam dengan indra-indra di dalam.
c.
Jiwa manusia (an
Nafsu an Naathiqah) , memiliki dua daya:
(1).
Daya praktis: yang berhubungan dengan badan
(2). Daya teoritis: yang hubungannya dengan
hal-hal yang abstrak. Daya di sini juga masih mempunyai beberapa tingkatan: a.
akal materiil, b. intellectus in habitu, c. akan actual, d. akal
intellect/mustafad[5].
6.
Jilid ke enam
berisi pembahasan tentang; Zoologi/al hayawaan
7.
Jilid ke tujuh,
delapan, Sembilan dan sepuluh membahas tentang; Logika/mantiq. Jilid ke
tujuh berisi tiga bab yang membahas tentang; a). al Mad khol, b).
kategori/al maqulaat, c). al ‘Ibaraat
8.
Jilid ke
delapan hanya berisi satu bab yaitu pembahasan tentang; al qiyas
9.
Jilid ke sembilan
ada dua bab; a). demonstrasi/al burhan, b). debat/al jadaal
10.
Jilid ke
sepuluh berisi tiga bab yang meliputi pembahasan; a). kerancuan berpikir/al
safsathoh, b). retorika/al khitobah, c). as syi’ier
Ringkasnya
tengtang pembahasan logika Ibnu Sina membagi Logika menjadi Sembilan bagian,
yaitu: (a). pengantar logika yang membhasa tentang lafadh-lafadh dan
makna-makna, (b). pembasan mengenai kategori yang sepuluh, (c). al-‘ibarat yang
membahas tentang proposisi, (d). analogi atau qiyas,(e). Demonstrasi
atau al-burhan,(f). Dialektika
atau aljadal, (g). Retorika atau alkhitabah, (h). puisi/poetika
atau As syi’ri, (i). Buah pikiran
yang rancu atau safsathah/ sophistika.
10
kategori yang dimaksud oleh ibnu Sina adalah tidak jauh berbeda dengan sang
guru yaitu Aristoteles, di antaranya:
1.
Substansi
Substansi ialah segala sesuatu yang berdiri sendiri, berada di dalam esensinya
serta tidak memerlukan sesuatu yang lain untuk berada. Contoh
dalam kehidupan sehari-hari misalnya seperti :manusia, atau yang
berhubungan dengan warna seperti putih, merah, kuning dan sebagainya. Sembilan kategori berikutnya
adalah merupakan aksiden yaitu sesuatu yang tidak bisa berdiri sendiri selalu
bergantung pada yang namanya substansi, di antaranya:
2.
Kuantitas
Kuantitas menunjukkan besaran sesuatu dan daur suatu peristiwa atau jumlah dari sesuatu yang ada seperti : ukuran
panjang atau bilangan-bilangan.
3.
Kualitas
Kualitas adalah sifat sesuatu, bentuknya dan kondisinya. Segala sesuatu akan
dikenai pertanyaan: “Bagaimana?”. Ia berkaitan dengan kualitas-kualitas indrawi dari
segala sesuatu, seperti: warnanya, rasanya, baunya, panas dan dinginnya, kekeringan dan
kelembabannya, dan juga berkaitan dengan jenis-jenis watak dan kondisi-kondisi
emosional manusia, seperti: keterusterangan atau perasaan malu.
4.
Relasi
Istilah relasi menunjukkan hubungan antara dua hal atau benda,seperti hubungan antara majikan dan pekerjanya atau lebih umum lagi, hubungan antara sesuatu dengan
semua objek lainnya. Tidak aka nada sesuatu itu, kecuali dihubungkan dengan yang
lainnya. Seperti
hubungan sang ayah dengan anaknya,
Kategori ini menunjukkan tempat tertentu dimana sesuatu itu ada
atau merupakan jawaban dari pertanyaan “dimana?/’Aina? misalnya: di Jakarta, Kampus ICAS dan sebagainya.
6.
Waktu (Time)
Kategori waktu ini merupakan jawaban dari pertanyaan: “kapan?”, misalnya:
kapan terjadinya angin puing beliun? Maka jawabannya bisa minggu
lalu, bisa kemarin, tadi malam, dan sebagainya.
7.
Posisi atau Situasi
Kategori ini menunjukkan postur suatu benda atau keadaan sesuatu benda, seperti:
duduk, berbaring,
berdiri, berjalan dan sebagainya.
8.
Kepemilikan (Posession)
Kategori milik sering disebut jiddah atau lahu (dia memiliki), atau mempunyai
(zu) ialah sesuatu selalu ada bersama pemiliknya kemana pun ia pergi, misalnya: pakaian
atau sepatu yang dipakai oleh seseorang.
9.
Aksi (Perbuatan)
Perbuatan dalam pengertian khusus ini berarti mempengaruhi sesuatu yang
menerima akibatnya, misalnya: memanaskan, memotong, pengaruh khatib pada
jamaahnya, pengaruh pendidik pada anak didiknya, pengaruh dokter pada
penyembuhannya.
10.
Pasifitas (Infi’al)
Kategori pasif (Passion,Affection) merupakan sesuatu yang menerima pengaruh
dari aksi, misalnya: aksi memanaskan, sementara keinginan akan terpanaskan juga.
Kategori pasif ini merupakan hubungan substansi sampai pada sifat-sifat yang ada di
dalamnya.
Pada dasarnya
masih banyak hal-hal yang mungkin juga sangat penting untuk di sampaikan pada
pembahasan mengenai kitab as Syifa karya Ibnu Sina ini, akan tetapi
karena keterbatasan penulis terlebih dalam bahasa arab, karena tulisan ini juga
banyak merujuk ke sumber aslinya yang berbahasa arab. Sehingga hanya demikian
tulisan ini dengan harapan akan ada yang
bisa lebih dalam membahas karya Ibnu Sina ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Abidin Ahmad, H. Zaenal. Ibnu Siena (Avecenna) Sarjana dan Filosuf Dunia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1949)
2. Munawir, Imam. Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa, (Surabaya : PT. Bina Ilmu)
3.
Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta:
Bulan Bintang, 2010. Cet. Ke 12)
[1] .
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme
dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010. Cet. Ke 12) hal. 23
[2] . H. Zaenal Abidin Ahmad, Ibnu Siena (Avecenna) Sarjana dan Filosuf Dunia, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1949),hal. 49
[3] . Imam Munawir, Mengenal
Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa, (Surabaya : PT.
Bina Ilmu), 1985, hal. 332 - 333
[5] . Harun
Nasution, Falsafat dan Mistisisme
dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010. Cet. Ke 12) hal. 25
Broo Kalo Mau Beli Kitab As-Sifa Untuk Bahasa Indonesia Ada Gk Ya???
BalasHapusAda ga buku buku karya ibnu sinah terjemahan bahasa indonesia. Klo ada boleh rekomendasikan tempatnya dimana ga?
BalasHapus"Tidak ada kebangkitan jasadi setelah manusia mati. Surga yang penuh kenikmatan ragawi adalah janji palsu untuk menghibur masyarakat awam yang susah memahami kehidupan spiritual."
BalasHapus~Ali Shina, dalam kitab Asy-Syifa Al-Ilahiyyaat
admin, ada yang perlu dibaca
BalasHapusTENTANG IBNU SINA SEBENARNYA
https://aslibumiayu.net/10249-ibnu-sina-banyak-kaum-muslimin-yang-kagum-padanya-tahukah-anda-apa-akidahnya.html
SANGAT PENTING
Di mana mendapatkan kiyab yerjemahan ibn Sina
BalasHapusThe Real Money Casino - DrmCD
BalasHapusOur 이천 출장안마 experts have analysed over £10 million 김해 출장마사지 in deposits 과천 출장안마 from 부천 출장샵 UK customers who have been depositing at least £10 before they Online Since: 1998Deposit Limits: £25 사천 출장샵 minimum
Mas, Bisa bantu pdf terjemahan kitab asysyifa? untuk semua bab? hubungi saya di 085136829977
BalasHapus