Kamis, 30 Mei 2013

Kitab As Syifā – Ibnu Sina







Mengenal Lebih Dekat Kitab As Syifā – Ibnu Sina
By:
Hamdi Al-farizy Ibn Djalal  

Biografi Ibnu Sina
Dengan nama lengkap Ali Husein Ibnu Abdillah Ibnu Sina/Avicenna dilahirkan di Afsyana, suatu tempat yang terletak di dekat Bukhara pada tahun 980 M/370 H[1]. dari semenjak kecil Ibnu Sina telah menunjukkan kecerdasan intelektualnya, hal tersebut terbukti bahwa pada masa remaja dia telah mempelajari ilmu-ilmu yang ada pada masa zamannya meliputi ilmu fisika, matematika, hukum dan kedokteran. Bahkan pada usia 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter sehingga dia mempunyai kesempatan dipanggil untuk mengobati pangeran Nuh ibnu Mansur dan dengan penguasaaannya dalam bidang kedokteran ia berhasil menyembuhkan pangeran Nuh ibnu Mansur.
Ibnu Sina tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ketika berada dalam istana pangeran Nuh ibn Mansur yang sudah terkenal memiliki perpustakaan yang cukup besar, ia pun dengan izin pangeran bisa dengan leluasa memanfaatkan serta mempelajari buku-buku yang ada dalam perpustakaan tersebut, dan pada usia 22 tahun dia memulai menulis kitab kedokteran yang cukup terkenal yaitu Qanun fi al-Thib dan masih menjadi rujukan sampai saat ini.
Ibnu Sina juga mendalami filsafat, dengan ketajaman otaknya ia banyak mempelajari filsafat dan cabang-cabangnya. Kesungguhanya yang cukup mengagumkan dalam mempelajari filsafat ini menunjukkan bahwa ia memiliki ketinggian otodidaknya, namun di sutu sisi dia juga harus terpaku menunggu saat ia menyelami ilmu metafisika-nya Arisstoteles, kendati sudah 40 an kali membacanya.
 Baru setelah ia membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 - 950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala simpanan ilmu metafisika. Maka dengan tulus ikhlas dia mengakui bahwa dia menjadi murid yang setia dari Al-Farabi[2]
Di bidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan sesudahnya. Dengan ketinggian otodidak dan kegeniusannya, Ibnu Sina terkenal sebagai sosok yang banyak menyalurkan pemikiran-pemikiran orisinalitasnya, tidak hanya di dunia Islam yang menyanjungnya tetapi juga dunia eropa. Sehingga Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan menyatakan dalam Regacy of Islam-nya Alfred Gullaume[3];
“Sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi pengaruh di Barat, karena  kitabnya tersembunyi entah dimana, dan sekiranya ada, sangat sukar sekali didapatnya dan sangat susah dipahami dan digemari orang karena peperangan - peperangan yang meraja lela di sebeleah Timur, sampai saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain membuktikan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas”

Karya-Karya Ibnu Sina
Ø  As-Syifa, merupakan karya ibnu sina juga dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain berisikan tentang uraian filsafat dengan segala aspeknya. Asy-Syifa terdiri dari 10 jilid yang membahas tentang fisika/at Thabi’iat, metafisika/Ilahiyyat, matematika/ar Riyaadhiyat dan logika/Mantiq, dalam bahasan Latin kitab ini dikenal dengan nama Sanatio atau Sufficienta. Ringkasan kajian dalam Asy-Syifa juga dimuat dalam buku An-Najat khusus mengulas tentang fisika dan metafisika dan dicetak di sebuah percetakan batu di Teheran. Sementara bidang logika dimuat dalam buku Al-Burhan dan terbit pada tahun 1954 di Kairo.
Ø  Qanun fi al-Thib: Kitab yang sangat populer ini ditulisnya sejak dia berumur 22 tahun. Terbit pada tahun 1323 M di India dan tahun 1593 M di Roma. Buku ensiklopedia ini berisi jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan serta memperkenalkan penyembuhan secara sistematis, serta dijadikan rujukan selama kurang lebih tujuh abad lamanya di dunia Eropa. Buku inilah yang menobatkan Ibnu Sina sebagai Bapak Kedokteran Dunia.
Dalam karyanya ini Ibnu Sina pertama kali mengungkap, mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap. Kemudian ia mengambil kesimpulan bahwa, setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki kuku saling berhubungan. Ibnu Sina juga adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa berkaitan erat dan saling mendukung. Dalam ilmu kedokteran kontemporer, Ibnu Sina sangat berjasa dalam bidang pathology dan farmasi, yang menjadi bagian penting dari ilmu kesehatan dan kedokteran[4]
Ø  An-Najah, yang merupakan kitab yang berisikan ringkasan dari kitab As-Syifa, kitab ini ditulis oleh ibnu sina untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah, selain itu buku ini juga  secara lengkap membahas tentang pemikiran Ibnu Sina tentang ilmu Jiwa.
Al Najah terdiri dari 4 bagian: logika, fisika dan metafisika yang dipersiapkan sendiri oleh Ibnu Sina sedang yang satunya yaitu; Matematika oleh Al-juzjani.
Ø  Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah, yang merupakan karyanya dalam bidang ilmu fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab dan masih tersimpan dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun 1910 M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.
Ø  al- Isyarat wa al-Tanbihat, merupakan karya ibnu Sina termatang dan terkomprehenship. Di dalamnya memuat pembahasan tentang Logika, Fisika dan Metafisika.

Kitab As-Syifa
As-Syifa terdiri dari 10 jilid:
1.      Pada jilid pertama, pembahasan difokuskan pada persoalan metafisika/Ilahiyyat
Bab pertama dari jilid pertama membahas tentang Ilmu filsafat dibagi menjadi dua bagian: pertama; teoritis dan kedua; praktis.  Yang teoritis terbagi 3: a. fisika, b. matematika, c. metafisika. yang praktis terbagi dua: Etika dan politik.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
2.      Jilid kedua membahas tentang Matematika: yang meliputi sub bab pembahasan tentang; a) Geomitri, b) Musik, c) Aritmatik
3.      Jilid ketiga masih pembahasan Matematika meliputi pembahasan Astronomi
4.      Jilid ke empat,kelima dan keenam tentang Fisika/at Thabi’iat; di jilid ke empat berisi pembahasan tentang ; Fisika Dasar/at-Thabi’iaat
5.      Jilid kelima berisi 6 sub bab yang terkait dengan Fisika: a). kosmologi/as Sama wa al ‘Alam, b). Perubahan/al kaun wa al Fasad, c). aksi-reaksi/al If’al wa al Infi’aalaat, d). Psikologi/an Nafsu, e). mineorologi/ al mi’aad wa al-atsarr al ‘Ulumiyyah, f). Botani/an Nabaat
Pada jilid kelima ini yang penulis pelajari adalah tentang psikologi/An Nafsu. Ibnu Sina membagi jiwa dalam tiga bagian:
a.       Jiwa Tumbuh-tumbuhan (an Nafsu an Nabaathiyah) dengan daya-daya sebagai berikut: Makan, tumbuh dan berkembang Biak.
b.      Jiwa binatang (an Nafsu al Hayawaaniyah) daya-daya di sini tidak hanya sebatas bisa makan, tumbuh dan dan berkembang biak tetapi sudah bisa bergerak, kemudian dengan indra yang ada bisa menangkap/perception. Baik menangkap dari luar dengan panca indra atau dari dalam dengan indra-indra di dalam.
c.       Jiwa manusia (an Nafsu an Naathiqah) , memiliki dua daya:
(1). Daya praktis: yang berhubungan dengan badan
(2). Daya teoritis: yang hubungannya dengan hal-hal yang abstrak. Daya di sini juga masih mempunyai beberapa tingkatan: a. akal materiil, b. intellectus in habitu, c. akan actual, d. akal intellect/mustafad[5].  

6.      Jilid ke enam berisi pembahasan tentang; Zoologi/al hayawaan
7.      Jilid ke tujuh, delapan, Sembilan dan sepuluh membahas tentang; Logika/mantiq. Jilid ke tujuh berisi tiga bab yang membahas tentang; a). al Mad khol, b). kategori/al maqulaat, c). al ‘Ibaraat
8.      Jilid ke delapan hanya berisi satu bab yaitu pembahasan tentang; al qiyas
9.      Jilid ke sembilan ada dua bab; a). demonstrasi/al burhan, b). debat/al jadaal
10.  Jilid ke sepuluh berisi tiga bab yang meliputi pembahasan; a). kerancuan berpikir/al safsathoh, b). retorika/al khitobah, c). as syi’ier
Ringkasnya tengtang pembahasan logika Ibnu Sina membagi Logika menjadi Sembilan bagian, yaitu: (a). pengantar logika yang membhasa tentang lafadh-lafadh dan makna-makna, (b). pembasan mengenai kategori yang sepuluh, (c). al-‘ibarat yang membahas tentang proposisi, (d). analogi atau qiyas,(e). Demonstrasi atau  al-burhan,(f). Dialektika atau aljadal, (g). Retorika atau alkhitabah, (h). puisi/poetika atau  As syi’ri, (i). Buah pikiran yang rancu atau safsathah/ sophistika.
10 kategori yang dimaksud oleh ibnu Sina adalah tidak jauh berbeda dengan sang guru yaitu Aristoteles, di antaranya:
1.              Substansi
Substansi ialah segala sesuatu yang berdiri sendiri, berada di dalam esensinya serta tidak memerlukan sesuatu yang lain untuk berada. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya seperti :manusia, atau yang berhubungan dengan warna seperti putih, merah, kuning dan sebagainya. Sembilan kategori berikutnya adalah merupakan aksiden yaitu sesuatu yang tidak bisa berdiri sendiri selalu bergantung pada yang namanya substansi, di antaranya:
2.              Kuantitas
Kuantitas menunjukkan besaran sesuatu dan daur suatu peristiwa atau jumlah dari sesuatu yang ada seperti : ukuran
panjang atau bilangan-bilangan.
3.              Kualitas
Kualitas adalah sifat sesuatu, bentuknya dan kondisinya. Segala sesuatu akan
dikenai pertanyaan: “Bagaimana?”. Ia berkaitan dengan kualitas-kualitas indrawi dari
segala sesuatu, seperti: warnanya, rasanya, baunya, panas dan dinginnya, kekeringan dan
kelembabannya, dan juga berkaitan dengan jenis-jenis watak dan kondisi-kondisi
emosional manusia, seperti: keterusterangan atau perasaan malu.
4.              Relasi
Istilah relasi menunjukkan hubungan antara dua hal atau benda,seperti hubungan antara majikan dan pekerjanya atau lebih umum lagi, hubungan antara sesuatu dengan
semua objek lainnya. Tidak aka nada sesuatu itu, kecuali dihubungkan dengan yang
lainnya. Seperti hubungan sang ayah dengan anaknya,
5.              Tempat (Place)
Kategori ini menunjukkan tempat tertentu dimana sesuatu itu ada atau merupakan jawaban dari pertanyaan “dimana?/’Aina? misalnya: di Jakarta, Kampus ICAS  dan sebagainya.
6.              Waktu (Time)
Kategori waktu ini merupakan jawaban dari pertanyaan: “kapan?”, misalnya:
kapan terjadinya angin puing beliun? Maka jawabannya bisa minggu lalu, bisa kemarin, tadi malam, dan sebagainya.
7.              Posisi atau Situasi
Kategori ini menunjukkan postur suatu benda atau keadaan sesuatu benda, seperti:
duduk, berbaring, berdiri, berjalan dan sebagainya.
8.              Kepemilikan (Posession)
Kategori milik sering disebut jiddah atau lahu (dia memiliki), atau mempunyai
(zu) ialah sesuatu selalu ada bersama pemiliknya kemana pun ia pergi, misalnya: pakaian
atau sepatu yang dipakai oleh seseorang.
9.              Aksi (Perbuatan)
Perbuatan dalam pengertian khusus ini berarti mempengaruhi sesuatu yang
menerima akibatnya, misalnya: memanaskan, memotong, pengaruh khatib pada
jamaahnya, pengaruh pendidik pada anak didiknya, pengaruh dokter pada
penyembuhannya.
10.          Pasifitas (Infi’al)
Kategori pasif (Passion,Affection) merupakan sesuatu yang menerima pengaruh
dari aksi, misalnya: aksi memanaskan, sementara keinginan akan terpanaskan juga.
Kategori pasif ini merupakan hubungan substansi sampai pada sifat-sifat yang ada di
dalamnya.
Pada dasarnya masih banyak hal-hal yang mungkin juga sangat penting untuk di sampaikan pada pembahasan mengenai kitab as Syifa karya Ibnu Sina ini, akan tetapi karena keterbatasan penulis terlebih dalam bahasa arab, karena tulisan ini juga banyak merujuk ke sumber aslinya yang berbahasa arab. Sehingga hanya demikian tulisan ini dengan harapan  akan ada yang bisa lebih dalam membahas karya Ibnu Sina ini.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Abidin Ahmad,  H. Zaenal. Ibnu Siena (Avecenna) Sarjana dan Filosuf Dunia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1949)
2.       Munawir, Imam. Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa, (Surabaya : PT. Bina Ilmu)
3.      Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisisme  dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010. Cet. Ke 12)





[1] . Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme  dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010. Cet. Ke 12) hal. 23
[2] . H. Zaenal Abidin Ahmad, Ibnu Siena (Avecenna) Sarjana dan Filosuf Dunia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1949),hal. 49
[3] . Imam Munawir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa, (Surabaya : PT. Bina Ilmu), 1985, hal. 332 - 333
[5] . Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme  dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010. Cet. Ke 12) hal. 25

7 komentar:

  1. Broo Kalo Mau Beli Kitab As-Sifa Untuk Bahasa Indonesia Ada Gk Ya???

    BalasHapus
  2. Ada ga buku buku karya ibnu sinah terjemahan bahasa indonesia. Klo ada boleh rekomendasikan tempatnya dimana ga?

    BalasHapus
  3. "Tidak ada kebangkitan jasadi setelah manusia mati. Surga yang penuh kenikmatan ragawi adalah janji palsu untuk menghibur masyarakat awam yang susah memahami kehidupan spiritual."
    ~Ali Shina, dalam kitab Asy-Syifa Al-Ilahiyyaat

    BalasHapus
  4. admin, ada yang perlu dibaca

    TENTANG IBNU SINA SEBENARNYA

    https://aslibumiayu.net/10249-ibnu-sina-banyak-kaum-muslimin-yang-kagum-padanya-tahukah-anda-apa-akidahnya.html


    SANGAT PENTING

    BalasHapus
  5. Di mana mendapatkan kiyab yerjemahan ibn Sina

    BalasHapus
  6. The Real Money Casino - DrmCD
    Our 이천 출장안마 experts have analysed over £10 million 김해 출장마사지 in deposits 과천 출장안마 from 부천 출장샵 UK customers who have been depositing at least £10 before they Online Since: 1998Deposit Limits: £25 사천 출장샵 minimum

    BalasHapus
  7. Mas, Bisa bantu pdf terjemahan kitab asysyifa? untuk semua bab? hubungi saya di 085136829977

    BalasHapus